Dalam
upaya ikut berpartisipasi aktif untuk memperingati Haru Ulang Tahun
Kalimantan Timur yang ke- 53 dengan semangat dan jargon Kaltim Bangkit 2013 serta kemajuan Kaltim Melek IT 2010. Maka kita juga mencoba ikut mendokumentasikan pesona eksotisme bumi kalimantan timur melalui kegiatan blogging sederhana.
Sebagai seorang anak kalimantan timur tidak lengkap kiranya jika tidak berjalan-jalan mengelilingi beberapa objek wisata alam untuk menelusuri jejak satwa kalimantan timur
yang ada di bumi etam bercinta ini. Walau perjalanannya tidak terlalu
jauh masih seputaran kota balikpapan dan samarinda tapi kiranya cukuplah
buat dibagikan bersama rekan-rekan semua.
Berikut catpernya secara garis besar
yang masih ingat untuk dapat dicerikan kembali, sebagai catatan
perjalanan ini sudah cukup lama dilakukan namun baru sekarang saya dapat
menuangkannya dalam sebuat catatan perjalanan menelusuri jejak satwa Kalimantan Timur.
Bukan Kalimantan namanya jika belum masuk hutan di Kalimantan Timur
ini. Setidaknya ini yang dapat tergambarkan ketika berkunjung ke Kebun
Raya Samarinda (KRS). Perjalanan menuju KRS ini memakan waktu sekitar 30
menit hingga 1 jam dari pusat kota Samarinda. Luas kawasan ini kurang
lebih sekitar 300 hektar.
Kebun Raya Samarinda sendiri sebenarnya
merupakan nama dari kawasan Hutan Pendidikan yang dimiliki oleh
Universitas Mulawarman. Kawasan ini dulunya merupakan areal HPH CV Kayu
Mahakam yang kemudian pada tahun 1974 menyerahkan kawasan seluas 300
hektar di dalam HPH-nya di kawasan Gunung Kapur kepada Rektor
Universitas Mulawarman untuk dikelola menjadi Hutan Konservasi/Kebun
Raya.
Namanya juga
hutan konservasi pasti banyak sekali ragam flora dan fauna khas
kalimantan yang hidup didalamnya, Hutan ini masih tergolong ‘sehat’.
Selain jenis primata yang terdapat di dalamnya masih lengkap, terdapat
lebih dari 274 jenis burung yang berhabitat di dalamnya. Kebun raya
samarinda juga merupakan salah satu tempat wisata kota samarinda yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar daerah.
Perjalanan selanjutnya yang pernah saya
lakuan bersama teman-teman dulu adalah di kota Balikpapan, kami memulai
perjalanan dengan mengunjungi Kawasan Penangkaran Rusa di Kabupaten
Penajam Paser Utara. Untuk mencapai kawasan tersebut kami harus
menyeberangi Teluk Balikpapan dengan menggunakan fasilitas kapal feri.
Sampai di tujuan, pemandangan indah padang rumput menyambut kedatangan
kami. Dengan luas kurang lebih 50 Ha, penangkaran rusa tersebut tampak
nyaris tak berujung. Pagar kayu pada paddock seluas kurang lebih 1 Ha
tertata begitu apik. Terdapat dua jenis rusa: Rusa Sambar (Cervus
unicolor) dan Rusa Timor (Cervus timorensis).
Tempat selanjutnya yang selalu saya
kunjungi ketika berlibur di Kota Balikpapan bersama teman-teman kulaih
adalah Pantai Lamaru, Balikpapan. Pantai ini merupakan objek wisata
pantai yang cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal setelah pantai
manggar di Balikpapan. Kawasannya masih cukup asri dengan dikelilingi
oleh pepohonan dikiri dan kanannya. Menurut penduduk sekitar, di area
tersebut sering ditemukan ular. Biasanya sering terlihat jenisUlar Sanca
Batik (Python reticulatus).
Masih di kota Balikpapan tentu saja
rasanya tak puas jika tidak menyapa buaya di Penangkaran Teritip. Nah
disini kita bisa menghabiskan waktu dengan mengenal jenis-jenis buaya
dan mencicipi makan sate buaya. Saat saya berkunjung kesana kebetulan
sekali, saat itu petugas sedang ingin memindahkan Buaya Muara
(Crocodylus porosus) dari kandang satu ke kandang-kandang lainnya.
Maklum, kapasitas maksimum satu kandang buaya hanyalah untuk menampung
sekitar 40 buaya. Pada hari itu saya beruntung sekali dapat melihat dan
mengikuti proses pemindahan Buaya Muara betina.
Para petugas penangkaran buaya
sepertinya cukup kelelahan juga, karena mereka harus mencari buaya
betina di antara puluhan buaya yang bersembunyi di bawah permukaan air.
Sebelum pemindahan, air di kolam harus dikuras terlebih dahulu. Dari
tanya sana sini dengan sang petugas didapat informasi jika buaya
berhasil ditangkap, mereka harus memeriksa jenis kelaminnya terlebih
dahulu, kalau jantan, ada sesuatu ‘benda’ yang keluar. Ya begitulah
intinya, ;)) Kalau tidak beruntung, yakni menangkap buaya jantan, mereka
harus melepaskan kembali buaya tersebut ke kolam, padahal udah
capek-capek menangkapnya. Sekedar informasi, pada hari itu terdapat 25
ekor Buaya Muara yang ingin dipindahkan. Oya yang saya tahu disana ada
beberapa jenis buaya cuman kebetulan saya cuma tahu 2 jenis buaya saja
yaitu buaya Air Tawar (Crocodylus siamensis) Buaya Sampit (Tomistoma
schegelli).
Sudah
pernah melihat beruang madu ? Ya, maskot kota Balikpapan ini, yakni
Beruang Madu / Helarctos malayanus / Sun Bear, menjadi satwa yang pernah
kami sapa berikutnya. Terletak di Km 23 Balikpapan, yang masih termasuk
kawasan Hutan Lindung Sungai Wain, enklosur Beruang Madu merupakan
kawasan penelitian dan perlindungan bagi Beruang Madu yang sangat
terjaga keaslian habitatnya. Banyak yang belum mengetahui bahwa
penelitian pertama beruang madu di dunia diadakan di Balikpapan,
Kal-Tim, Indonesia. Harusnya sebagai putra-putri Indonesia khususnya
Kaltim kita merasa bangga akan hal ini dan ikut menjaga kelestariannya.
Menyusuri Sungai Wain, kami bertemu beberapa satwa elok lainnya hingga
akhirnya perjalanan kami berujung pada kawasan di luar hutan lindung.
Di sana saya mengikuti para nelayan menyusuri sungai dengan perahu untuk
memancing Bidawang.
Ya ini perjalanan ini baru sekelumit
ke-eksotisan bumi etam kalimantan baik ragam flora dan faunanya. Dalam
perjalanan menelusiri jejak satwa kalimantan timur
diatas yang memang tidak dilakukan dalam satu waktu berurutan namun
perjalanan saya diatas adalah rangkuman dari perjalanan-perjalanan saya
bersama keluarga dan teman-teman dari waktu ke waktu untuk mengagumi
pesona alam bumi etam tercinta ini. Bersama kita bangkitkan kalimantan
timur dengan semangat kaltim bangkit 2013 dan Kaltim Melek IT 2010.
Kiranya sampai ketemu lagi pada eksotisme kalimantan timur selanjutnya. :D
No comments:
Post a Comment